"Dengan memperingati Hari Kartini ini, menjadi ajang untuk menyadarkan kita bahwa perempuan-perempuan di Indonesia memiliki hak yang sama untuk mengambil peran, tanggung jawab yang sama dengan laki-laki, untuk membangun bersama bangsa ini,"
Melati Erzaldi
Founder Sekuntum Melati
PANGKALPINANG - Hal tersebut dikatakan Melati pada Webinar yang diadakan oleh Barisan Muda Wirausaha Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Kartini, dengan mengambil tema 'Bangkit bersama Perempuan Entrepreneur Tangguh', via Zoom Meeting, Rabu (27/4/22).
Melati Erzaldi, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), juga sebagai Founder Sekolah untuk Perempuan Jadi Mandiri dan Terlatih (Sekuntum Melati), terang-terangan mengaku mengagumi sosok Kartini, pelopor emansipasi perempuan pada kala itu. Inilah yang membuat Melati terus mengambil peran dan menyerukan bahwa 'perempuan bisa' dilingkup Babel.
Di negara berkembang, budaya patriarki secara turun temurun ada, menyebar dan menempatkan perempuan dan laki-laki tidak sejajar. Untuk itu Melati Erzaldi mengajak bergerak bersama untuk membuka cara berpikir orang-orang, bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama, serta merupakan mitra yang sejajar.
"Kita perlu tahu, bahwa berdasarkan data dan fakta, proporsi pemilik usaha di Indonesia tahun 2021 justru menunjukkan 53℅-nya adalah perempuan, sedangkan laki-laki 47%. Artinya perempuan mendominasi, dan ini menunjukkan bahwa perempuan itu bisa dan mampu, khususnya memiliki usaha," kata founder Sekuntum Melati tersebut.
Kemampuan inilah yang nantinya perlu dipertahankan, ditularkan ke perempuan lainnya, serta di improve dengan melihat kondisi saat ini yang dikuasai oleh teknologi atau digitalisasi.
"Yang namanya digital saat ini merupakan suatu keharusan, baik itu untuk perempuan ataupun laki-laki, dalam hal memajukan usahanya. Untuk itu, sangat perlu melek digital. Alhamdulillahnya kalau di Babel sendiri, pemerintahnya, dari dinas-dinas sudah melakukan pendampingan dan pembinaan untuk para pelaku usaha agar melek digital," ujar Melati.
Apa itu Entrepreneurship?
Lalu, Melati Erzaldi menyinggung masalah Entrepreneurship. Di mana, menurutnya entrepreneurship itu tidak harus memiliki usaha, tetapi ketika menjadi seseorang yang menggerakkan orang lain atau masyarakat secara aktif untuk berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang, maka itu bisa disebut sebagai entrepreneur.
Webinar ini juga turut mengundang pembicara yang tidak kalah luar biasa, di antaranya Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) RI, Rektor Universitas Bojonegoro Tri Astuti Handayani, dan Ketua Dekranasda Bima Ellya Al Waini.
INP