"Ekonomi kreatif membuat sampah menjadi berkah, membuat yang terbuang menjadi pemenang"
Sandiaga Uno
Menparekraf RI
PANGKALPINANG - "Teman-teman harus tau bahwa kondisi lingkungan kita saat ini sangat mengkhawatirkan. Beberapa hari yang lalu saya memposting satu video, scientist National Aeronautics and Space Administration (NASA) menangis sambil bilang bahwa kita bersama-sama harus bergerak, karena sudah 3 dekade dicuekin, hanya sebatas tagline, bahwa kita cinta lingkungan tapi tidak ada aksi," ujar Ketua Melati.
Melati Erzaldi selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) membagikan kisahnya yang kini semakin menekankan 'Ekonomi Kreatif yang Ramah Lingkungan' dalam Talkshow "Pemanfaatan Produk Ekonomi Kreatif bagi Industri Pariwisata (Perhotelan dan Restoran) Provinsi Kepulauan Babel, di Galeri Seni dan Ruang Kreatif Melati, Rabu (20/4/2022) yang dihadiri juga oleh PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia)
Melati mengatakan, isu ini harus terus dimunculkan, dengan aksi keberpihakan dengan produk-produk ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan isu lingkungan sudah menjadi ancaman untuk bumi yang di dalamnya adalah kita. Bahkan, saintis NASA meramalkan dalam waktu tiga tahun lagi bumi akan hancur, kalau kita tidak sama-sama bergerak.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno, yang menjadi salah seorang narasumber talk show ini juga menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia sangat berpihak pada industri ekonomi kreatif, yang juga berkaitan dengan lingkungan, yaitu daur ulang barang yang tidak terpakai (barang bekas) menjadi bernilai jual.
"Mungkin banyak yang tidak sadar, salah satunya kursi yang bapak/ibu duduki saat ini, itu kan ban mobil bekas, lalu diolah oleh talenta-talenta ekonomi kreatif kita menjadi kursi yang nyaman. Nah, itulah proses ekonomi kreatif, yang tentu di support tak hanya oleh pemerintah tetapi juga setiap orang" kata Menteri Sandiaga Uno.
"Setiap dari kita wajib berkaca setiap hari, produk lokal apa yang sudah kita pakai hari ini? Apakah kita sudah mendukung ekonomi kreatif di daerah"
Purun siap penuhi kebutuhan pasar
Bangka Belitung tentunya memiliki produk ramah lingkungan, yakni eco straw purun atau sedotan purun yang diproduksi langsung memanfaatkan tanaman endemik yang ada di Belitung. Sedotan purun ini bahkan sudah cukup banyak dilirik orang luar, seperti pihak coffee shop, yang kini terus bertambah jumlah pesanannya. Untuk itu, pemilik Ruang Melati ini menekankan, sebagai masyarakat Babel, ada baiknya segera menggunakan sedotan purun.
"Dengan kita mulai beralih ke eco straw, berarti kita menunjukkan langkah keberpihakan kita dengan pelaku ekonomi kreatif dan bentuk tanggung jawab kita dengan bumi,"
Sejalan dengan hal itu, pemerintah daerah juga bergerak dengan mendorong pihak perbankan untuk menjadi ayah angkat dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) eco straw, bekerja sama dengan Intekno yang berinovasi menciptakan alat pemotong purun. Aksi ini dilakukan, guna mempersiapkan diri, apabila nanti semakin banyaknya yang tergerak untuk segera mengganti sedotan plastik dengan sedotan purun. Jadi, ditegaskan oleh Melati, pihak UMKM eco straw sudah siap untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Semua wajib gunakan sedotan purun
Tak hanya itu saja, Gubernur Erzaldi juga mengungkapkan bahwa pihak pemerintah sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE), untuk saat ini, pihak hotel dan restoran di Babel wajib menggunakan sedotan purun.
"SE-nya sudah ada. Tinggal disosialisasikan saja. Juga nantinya dari SE akan ditindak-lanjuti ke Peraturan Daerah (Perda). Lalu, ini perlu kolaborasi dengan kabupaten/kota. Di mana nantinya untuk usaha yang memang tidak hanya menggunakan purun, tetapi juga mengurangi pemakaian plastik, akan pemerintah berikan insentif pengurangan pajak," pungkas gubernur.
Peserta talk show pun mengatakan bahwa mereka siap untuk mengunakan sedotan purun, dan merekapun berharap agar pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat terus mengadakan event agar perputaran ekonomi semakin baik.
INP