Tidak semua masyarakat tahu mengenai makanan apa saja yang layak dikonsumsi, dengan kandungan-kandungan apa saja yang boleh dan tidak boleh masuk ke dalam tubuh.
PANGKALPINANG - Hal inilah yang membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyampaikan ide sebagai solusi atas permasalahaan tersebut kepada Gubernur Babel Erzaldi Rosman, di Ruang Kerja Gubernur, Kamis (7/4/22).
Dijelaskan Kepala BPOM Tedy Wirawan, karena keterbatasan pihak BPOM yang tidak mudah menjangkau seluruh daerah di Babel, maka dicetuskanlah adanya kader ketahanan pangan, yang tujuannya dapat memberikan informasi terkait makanan dan kandungannya yang aman atau tidak aman untuk tubuh.
"Kami ingin membentuk kader-kader ketahanan pangan, yang mana ini merupakan perpanjangan tangan kami untuk menjangkau seluruh daerah di kabupaten/kota," ujar Tedy.
Untuk tahun ini, targetnya akan ada 50 kader ketahanan pangan di kabupaten/kota yang akan melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada 21 duta keamanan pangan untuk tiap kader, yang mana nantinya secara total setidaknya ada 1.050 orang duta. Duta inilah yang nantinya diharapkan dapat mengintervensi keamanan pangan di lingkungan sekitarnya.
"Dengan adanya duta yang telah dibekali oleh kader-kader ketahanan pangan ini, kami berharap masyarakat Babel jadi tahu, mana pangan yang aman dan mana yang tidak, sehingga tidak ada yang keracunan. Karena, kan ada beberapa bahan yang tidak baik untuk tubuh yang masih sering disalahgunakan untuk makanan, seperti formalin, boraks, pewarna tekstil," kata Tedy.
Tentu, Gubernur Erzaldi sangat mendukung hal ini, ditambah lagi, selain memberikan KIE mengenai keamanan pangan, para kader ini nantinya juga akan melakukan penyuluhan ketahanan pangan lainnya, salah satunya untuk saat ini, ingin digagas penyuluhan pembuatan minyak goreng dari kelapa. Ini terinspirasi dari fenomena kelangkaan minyak goreng kemarin.
"Program kami ini sejalan dengan penurunan stunting, karena minyak kelapa itu nilai gizinya lebih baik. Untuk itu nantinya kami akan melatih kader-kader, lalu melakukan praktik ke masyarakat, serta diikuti dengan mencetak dan membagikan buku panduan pembuatan minyak goreng dari kelapa," kata Tedy.
"Kenapa harus buku? Bisa nggak kalau kita ubah mencetak buku dengan video saja? Menurut saya, kalau dengan video, itu akan lebih banyak menjangkau masyarakat luas, dan mengurangi anggaran, nggak perlu dicetak-cetak," ujar Gubernur Erzaldi.
Sebagai bentuk dukungan mewujudkan ketahanan pangan, Gubernur Erzaldi meminta Tedy untuk segera menjadwalkan pertemuan dengan Koordinator Wilayah Indonesia Council for Small Business (ICSB) Babel, Melati Erzaldi dan Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Babel, Budi Utama.
Menurutnya, UMKM perlu dibina soal keamanan pangan agar mendapat izin BPOM. Juga, Dasawisma dan pihak Dinsos PMD dikatakan bisa membantu menyukseskan program kader ketahanan pangan ini.
INP