"Kisah mengenai investor ini akan menjadi contoh nyata yang bisa kita renungkan. Di mana memang teman-teman muda semua perlu untuk bersiap, bagaimana kalian bisa menciptakan suatu peluanh kerja untuk diri sendiri dan orqng lain. Dan ini bisa lewat ekonomi kreatif. Nah, ekonomi kreatif ini memiliki peran yang cukup besar terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia."
Melati Erzaldi
Ketua Dekranasda Babel
PANGKALPINANG -
"Saya baru saja bertemu dengan seorang calon investor dari satu negara, yaitu dari Taiwan. Dia tertarik untuk menginvestasikan suatu perkebunan buah naga organik, sekitar 500 hektar. Dan ini tergolong luas. Saat itu, saya langsung excited karena, mikirnya ini pasti akan menyerap tenaga kerja yang banyak. Namun, ternyata ada hal yang bikin saya terkejut, di mana dikatakan bahwa yang dibutuhkan hanya 12 orang saja, sisanya akan dikerjakan oleh mesin atau pun robot," ujar Ketua Melati.
Dari cerita tersebut, Melati Erzaldi yang merupakan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Babel yang baru saja bertemu dengan seorang calon investor dari Taiwan, mengatakan bahwa pertemuan ini membuatnya kaget, karena terdapat fase di mana tenaga manusia akan digantikan oleh robot benar-benar nyata di depan mata.
Hal ini disampaikannya di Webinar Nasional "Peranan Generasi Milenial dalam Membangun Ekonomi Kreatif", yang diadakan oleh Pemuda Buddhayana Babel, pada Sabtu (2/4/2022) via zoom.
Kreatifitas dan soft skill
Dikatakan pula oleh Melati, di tahun 2030, ada 800 juta tenaga kerja manusia yang akan diubah menjadi tenaga robot. Ini menjadi warning untuk anak muda, bagaimana untuk mempersiapkan diri agar tidak tereliminasi dengan robot. Maka dari itu, perlu pula untuk menjadi individu yang dapat diandalkan.
Sesuai dengan tema yang mengangkat tentang ekonomi kreatif, memang tekait dengan tantangan terbesar generasi muda sekarang adalah hal-hal yang berbau dengan teknologi atau pun digitalisasi. Penggunaan robot yang mulai menjamur di beberapa negara, bahkan dikatakan akan segera memasuki Indonesia pun, tak ayal menjadi momok tersendiri.
Perlu diketahui, ekonomi kreatif menyumbang 1.100 triliun rupiah terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun 2020. Jadi, memang peran ekonomi kreatif tergolong luar biasa. Di mana 97% lapangan pekerjaan di Indonesia itu diciptakan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Nah, 3 subsektor ekonomi kreatif yang memberikan sumbangsih terbesar terhadap Indonesia di antaranya, ada fesyen, kuliner, dan kriya," ujar ketua ICSB Babel.
Sejalan dengan penjelasan dari Founder Sekuntum Melati dalam Webinar ini pun turut mengundang John Yang Kinardi, selaku Dewan Pakar Gekraf Babel dan penggiat UMKM. Dalam penjelasannya, John membagikan beberapa kisah pengalamannya membangun usaha, hingga bagaimana harus beradaptasi dengan keadaan krisis, seperti halnya saat pertama kali Pandemi Covid-19 melanda dunia.
Keseriusan pemerintah terhadap ekonomi kreatif dan peran ekonomi kreatif untuk negara, memang bukanlah hal yang main-main. Untuk itu, Melati pun mengharapkan anak muda Indonesia untuk terus berupaya, dan tidak mudah menyerah, karena nantinya ketika membangun usaha, memang tidak akan semudah itu. Ia pun menekankan kolaborasi dan berkoneksi, jika memang ingin benar-benar memajukan apa yang sudah dibangun.
INP