Ruwah kubur adalah salah satu adat atau kearifan lokal yang ada di Bangka Belitung. Kegiatan yang dianggap sebagai salah satu acara besar ini mengandung makna yang dalam. Ruwah kubur adalah dimana orang yang masih hidup, mendoakan leluhur yang telah mendahuluinya menghadap Sang Khalik. Sekaligus penanda akan masuknya bulan ramadhan.
TEMPILANG - Sebelum melaksanakan perang ketupat, masyarakat Desa Tempilang terlebih dulu menggelar kegiatan ruwah kubur. Dalam pelaksanaannya, ruwah kubur ialah orang yang masih hidup, mendoakan leluhur yang telah mendahuluinya menghadap Sang Khalik.
Adat keagamaan ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Tempilang, Kabupaten Bangka Barat (Babar). Bertempat di Masjid Jami' Tempilang, kegitan tersebut disambut antusias. Di sana berjejer dulang dan tudung khas Kepulauan Bangka Belitung berisikan ketupat, lemper, dan beraneka lauk-pauk.
Wakil Gubernur Babel, Abdul Fatah yang berkesempatan memberikan sambutan juga menyampaikan, ruwahan sudah menjadi adat yang senantiasa terlaksana bagi masyarakat setempat sebelum menyambut bulan suci ramadan. Diharapkan, dari kegiatan ini dapat mendoakan orang-orang terdekat, baik masih hidup maupun sudah tidak ada lagi.
"Dari kegiatan ini juga, kita bisa berdoa yang baik dan mendatangkan kebaikan. Kemudian kita bisa bersilaturahmi. Silaturahmi bisa menjaga kerukunan kita, serta mendatangkan rezeki," katanya, Minggu (27/3/2022).
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bangka Barat Sukirman, menyampaikan jika ruwahan menjadi momen untuk mengingat kembali leluhur yang telah mendahului. Namun, ia mengingatkan bahwa makanan yang disediakan bukan dipersembahkan untuk para leluhur.
"Ruwahan dapat menjadi pembelajaran, mengingatkan anak-anak tentang jasa orang-orang yang sudah meninggal. Kalau yang di masjid ini makanannya untuk yang hidup, doanya untuk yang meninggal," jelasnya.
Artinya, dengan adanya kegiatan dan makanan yang disajikan ini, mampu mengumpulkan banyak orang untuk datang ke masjid, dan bersama-sama mendoakan orang yang sudah meninggal. Ruwahan juga menjadi pengingat bahwa bulan suci ramadan telah dekat.
Membuka acara, Camat Tempilang Rusian mengatakan, dua tahun sudah acara ini tidak digelar akibat dampak dari Pandemi Covid-19. Berkat usaha para panitia, dirinya bersyukur kegiatan ini dapat terlaksana kembali.
NTA