Upaya Pemerintah Pusat dalam menanggulangi Covid-19 dengan menggencarkan percepatan vaksinasi di seluruh Indonesia berbuah hasil.
PANGKALPINANG - Sudah sebesar 86,6 persen masyarakat Indonesia memiliki antibodi SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Itu berdasarkan hasil Sero Survey atau Survei Serologi yang dilakukan oleh Tim Pandemi Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesua (FKM UI).
Angka tersebut dilihat dari proporsi penduduk dengan antibodi SARS CoV-2 per November dan Desember 2021. Demikian diungkapkan salah satu anggota Tim Pandemi Covid-19 FKM UI Pandu Riono, dalam konferensi pers secara hybrid bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi, beserta kepala daerah di tingkat I dan II se-Indonesia, termasuk Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, Jumat (18/3/2022).
Survei serologi ini dilakukan dengan metodologi lokasi, waktu, sampel, pemeriksaan spesimen, entri data, analisis. Metodenya pun metode sampling stratified two-stage cluster sampling design di setiap kabupaten/kota terpilih. Total, mereka mengambil masing-masing 100 sampel di 514 kabupaten/kota se-Indonesia mewakili populasi. Hal ini pun menjadikan Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia yang telah melakukan survei tersebut di bawah India.
"Dalam memilih responden, kami memilih berdasarkan wilayah dengan 2 strata terbesar, yaitu aglomerasi atau upaya pengumpulan beberapa elemen ke dalam suatu wilayah dengan kehidupan sosial-ekonomi tinggi, dan wilayah pedesaan di kabupaten yang jauh dari perkotaan. Sehingga, mendapatkan informasi apakah pandemi ini terbatas di wilayah aglomerasi, atau sudah meluas ke seluruh wilayah," ujarnya.
Survei itu juga menjelaskan persentase antibodi masyarakat Indonesia antara yang belum divaksinasi, vaksin pertama, dan vaskin kedua. Masyarakat yang telah menerima vaksin kedua memiliki antibodi tertinggi yaitu 99,1 persen, sedangkan satu kali vaksin 91,3 persen, dan yang belum menerima vaksin sebesar 73,9 persen. Ini menurut Mendagri Tito Karnavian membuktikan jika vaksinasi merupakan upaya yang tepat menanggulangi penyebaran Covid-19.
Dalam konferensi pers itu juga dipaparkan hasil survei serologi se-Indonesia. Lalu bagaimana untuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
Kepulauan Bangka Belitung dipilih dua daerah yang menjadi daerah sampel survei serologi non-aglomerasi, yakni Kota Pangkalpinang, dan Kabupaten Bangka Selatan (Basel). Hasilnya, dari 100 sampel yang dilakukan, berdasarkan estimasi proporsi penduduk dengan usia lebih dari 1 tahun yang memiliki antibodi SARS-CoV-2 pada periode November-Desember, tercatat Pangkalpinang 90,9 persen, dan Basel 85,6 persen.
Dengan dipaparkannya total antibodi berdasar survei serologi ini, Mendagri Tito Karnavian mengingatkan seluruh kepala daerah dengan antibodi tinggi untuk tidak lengah dalam menjaga tingkat imunitas masyarakatnya. Sebab menurutnya, masih ada sekitar 36 juta orang, atau 13,4 persen yang belum memiliki antibodi dari total populasi Indonesia sebesar 270 juta jiwa.
"Dengan adanya temuan dari tim FKMUI, menunjukkan angka cukup tinggi (Masyarakat sudah divaksin). Tetapi saya ingatkan kita jangan euforia. Meskipun daerahnya antibodi tinggi jangan berhenti menerapkan prokes. Dari temuan ini maka kita bisa menentukan kebijakan. Bagi daerah yang temuannya rendah, kita harus sama sama genjot vaksinasi," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengingatkan jika kekuatan antibodi bukanlah berarti dapat menolak penularan virus masuk ke tubuh termasuk Covid-19 dengan berbagai variannya. Untuk itu, ia menegaskan pentingnya vaksinasi yang terus digenjot oleh seluruh kepala daerah se-Indonesia.
"Dari data ini menunjukkan bahwa imunitas akan tinggi jika adanya infeksi yang masuk ditambah dengan adanya vaksinasi. Suka tidak suka urutannya seperti itu, jadi penting vaksin dulu baru tertular untuk melindungi tubuh. Terakhir, mohon doa restu karena (survei serologi) ini akan dilakukan rutin," katanya.
RGA