Gas elpiji di Bangka Belitung sedang tersendat-sendat. Jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan mengganggu kelancaran ramadhan yang tinggal hitungan hari. Apa sebetulnya penyebab masalah ini bisa terjadi? Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman berusaha mengurainya. Dan inilah hasilnya.
BELITUNG - Sebagaimana diketahui beberapa waktu terakhir ketersediaan gas di Pulau Belitung khususnya, sedang menipis. Agen LPG subsidi hanya dapat menebus sebanyak 1 LO (truk).
Setelah diurai, ternyata salah satu penyebabnya adalah karena dari Palembang 'hanya' menyuplai 132 MT (metrik ton) gas melalui kapal Landing Craft Tank (LCT) skid tank.
Padahal total daya tampung Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Elpiji (SPPBE) yang sudah dipersiapkan di Pulau Belitung bisa menampung sebesar 570 MT.
Seharusnya, dari 570 MT yang sudah dipersiapkan tersebut terbagi di dua tempat, yakni 450 MT di SPPBE PT Bukit Intan Sejahtera Sentosa (pengisian LPG subsidi), dan 120 MT di PT Energi Laskar pelangi (non subsidi).
Gubernur Minta Pertamina Mendukung
Persoalan tersebut dibaca oleh Gubernur Babel, Erzaldi Rosman. Dan orang nomor satu di Babel ini langsung datang ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Elpiji (SPPBE) PT Bukit Intan Sejahtera Sentosa (BISS) di Jalan Pelabuhan Angan, Juru Seberang, Tanjungpandan, Belitung, Rabu (16/3/2022) bersama Manager Rayon VI Belitung, Reiner Bontong, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta PT Pelindo.
Kata gubernur pihak Pertamina seharusnya dapat menyuplai elpiji menggunakan kapal tongkang dengan kapasitas 480 MT seperti yang pernah dilakukan pada bulan Desember 2021.
Matematisnya, dengan suplai 480 MT, maka akan dapat memenuhi kebutuhan elpiji di Pulau Belitung selama setidaknya 20 hari. Jika hanya 131 MT maka hanya cukup untuk 6 hari.
Padahal terminal khusus (tersus) berkapasitas kurang lebih 600 MT sudah disiapkan jauh-jauh hari. Jika tak diisi dengan volume yang disediakan maka kata Gubernur Erzaldi sia-sia sajalah apa yang telah diusahakan Bangka Belitung jika cuma dikirim dengan kapasitas 131 MT per satu minggu sekali.
Erzaldi di pertemuan itu terlihat kuat mendorong PT Pertamina untuk menyuplai hingga 480 MT sesuai kapasitas tersus. Untuk itu, dirinya sudah menyampaikan kepada Manager Reiner Bontong beberapa hal yang harus diupayakan untuk penambahan kuota.
"Akan menjadi percuma karena kapasitas 570 MT ini banyak yang kosong. Saya akan segera berdialog dengan Pertamina dan melayangkan surat untuk memantapkan penambahan kuota, dan juga harus disampaikan ke Dirjen Migas," ungkapnya kepada pihak Pertamina di depan para awak media.
Selain itu, permasalahan lain juga muncul setelah terdapat over kuota mencapai 5 persen. Over kuota ini, menurut Gubernur Erzaldi, harus dilaporkan oleh Pertamina agar kelebihan ini dapat dipertanggungjawabkan nantinya, karena barang ini merupakan barang subsidi. Namun demikian, ia sedikit memaklumi hal ini lantaran masih dalam masa peralihan (pengisian langsung di Belitung) yang dimulai pada akhir tahun 2021.
Sebelumnya, pengisian hanya menggunakan kapal kayu dengan kapasitas kecil. Ketika saat ini sudah dapat mengisi sendiri, tentunya akan menambah kuota mengingat masa pengiriman singkat, dan kecenderungan masyarakat menggunakan gas subsidi meningkat, apalagi masyarakat memang berhak menerima yang sebelumnya terpaksa menggunakan non-subsidi.
"Ini hanya perubahan sistem pengisian yang sebelumnya pengiriman tabung berisi menjadi pengisian langsung di SPBE di Pulau Belitung. Kita tidak berharap lebih, tetapi intinya ketersediaan gas cukup terlebih menghadapi ramadhan dan Idul Fitri," ungkapnya.
"Semoga pertamina mendukung kebijakan ini. Kami berharap Pertamina melakukan suplai berkelanjutan menggunakan tongkang kapasitas 480 MT,” harap Gubernur Erzaldi.
Pertamina Menyanggupi (Lagi)
Manajer Rayon VI Belitung, Reiner Bontong menyatakan pihaknya menyanggupi akan menyuplai 131 MT dengan menggunakan skid tank pada Sabtu, dan dilanjutkan Senin masuk dengan kapasitas 480 MT dengan menggunakan kapal tongkang.
"Kami terus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Belitung dan Belitung Timur atas gas LPG," ungkap Reiner Bontong.
Pelindo dan KSOP juga mendukung penuh pelayanan, sesuai pelayanan pelayaran kapal untuk distribusi SPBE di Pulau Belitung. Dukungan penuh pemanduannya juga dalam waktu empat bulan ke depan akan dilakukan pengerukan untuk pendalaman alur.
Pihak KSOP pun saat mendampingi Gubernur Erzaldi meninjau TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri) yang akan menyuplai gas ke PT BISS, menyatakan suplai sudah dapat dilakukan, dan diharapkan dilakukan dengan kapal tongkang, sehingga kapasitas suplai meningkat.
"Pada prinsipnya terminal khusus ini sudah sesuai dengan izin Perhubungan Laut tanggal 14 Januari 2022 dengan kedalaman yang bisa distandarkan pelabuhan. Secara aturan tidak ada kendala untuk mulai dioperasionalkan,” ungkap Anggiat, Kepala KSOP Tanjungpandan.
"Kami berharap Pertamina melakukan suplai berkelanjutan menggunakan tongkang kapasitas 480 MT, seperti harapan yang sama dari Gubernur Erzaldi agar kekurangan seperti yang kerap dialami di Pulau Belitung, tidak terulang lagi. Sementara ini, pihak kami menunggu administrasi pengiriman LPG dari Pertamina sesuai yang disampaikan dalam rapat bersama tadi," ungkap pemilik PT BISS, Welly Candra.
NDP