Each Purun straw is unique. It is hand made...With love and hope…
Purunecostraw
Kalian tahu? Menurut data Bank Dunia tahun 2018 disebutkan bahwa sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia menyumbangkan 12,7 juta ton sampah ke laut yang terdiri dari 9 juta ton sampah plastik dan sekitar 3,2 juta ton sedotan plastik. Selain menyebabkan pencemaran laut, juga mengancam ekosistem laut.
Jadi, apakah kita salah satu penyumbang sampah sedotan plastik? Bisa jadi. Dan apa hubungan sampah sedotan plastik dengan keberlangsungan kelestarian alam dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Bangka Belitung? Salah satu jawabannya adalah kemampuan kita untuk memilih atau dengan kata lain the power of choice. Entah kita memilih menyumbang sampah sedotan plastik atau memilih menggunakan sedotan ramah lingkungan.
Sebuah produk lokal akan eksis ketika penjual/pelaku dan pengguna/pembeli UMKM mampu memberikan kebaikan dan manfaat bagi semua orang melalui produk yang mereka hasilkan. Apalagi jika produsen tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam tetapi juga bertanggungjawab untuk memulihkan kelestarian alam, karena pada akhirnya produk yang baik bukan hanya produk yang memiliki keuntungan tetapi juga memiliki tujuan.
“Running a sustainable business, you must not be selfish. It's not only about profit but also about the purpose”
Nah, Belitung yang kaya akan sumber daya alam ini, tak berhenti untuk menjadi bagian dari solusi, salah satunya solusi sampah plastik. Bagaimana caranya? Perkenalkan Lepironia Articulata atau biasa disebut PURUN, Tumbuh di daerah bekas penambangan timah, rumput alam ini berasal dari pulau Belitong yang indah. Purun, sejenis tumbuhan liar yang bisa berubah menjadi penyelamat bumi dari sedotan plastik. Walaupun sedotan ini sekali pakai, kita tidak perlu khawatir karena Purun mudah terurai, ramah lingkungan, berasal dari bahan alami, steril, bebas bahan kimia, dan ajaibnya membawa dampak sosial.
Apa alasannya?
Kita bisa bayangkan jika seluruh masyarakat Bangka Belitung memutuskan untuk menggunakan sedotan ramah lingkungan dari kearifan lokal tanaman, tidak hanya memenuhi kebutuhan kita akan sedotan ramah lingkungan dan meningkatkan pendapatan pengrajin tetapi juga memiliki tujuan untuk berkontribusi melestarikan keindahan dan kelestarian bumi. Bahkan pelaku UMKM Purun eco straw ini memiliki aturan yang anti mainstream. Salah satu aturan yang harus dipatuhi setiap pembeli ketika membeli Purun, mereka wajib menyetor satu kg sampah plastik untuk setiap sepuluh kg rumput Purun yang dibeli dari mereka.
Dan apa kira-kira yang akan terjadi jika banyak masyarakat di indonesia bahkan dunia mulai mengunakan purun dari Belitung untuk mengantikan fungsi sedotan yang biasa mereka gunakan. Tentunya selain membawa nama Belitung di mata dunia, hal ini akan sangat berdampak bagi keberlangsungan alam.
Selain itu, dampak sosial dari penggunaan Purun dapat dilihat baik dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan produk-produk UMKM dan ‘sehat’. Alhasil, masyarakat Bangka Belitung akan bangga ketika menggunakan produk lokal ini yang membawa dampak positif bagi masyarakat, apalagi konsistensi tindakan ini akan membantu kita menjaga laut kita. Hasilnya tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan ‘nilai hidup’ masyarakat Bangka Belitung. Sudah saatnya kita beralih untuk memilih gaya hidup yang lebih sehat, dimulai dari sekarang, dimulai dari purun eco straw.
GN