Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan University College London yang dipublikasikan dalam Jurnal Neurolmage mengungkapkan bahwa ada alasan ilmiah yang membuktikan bahwa orang-orang yang jatuh cinta ini memang benar-benar 'buta'.
Sering dikatakan bahwa cinta itu buta, dimana kita sama sekali tidak mempedulikan kekurangan atau hal-hal negatif dari orang yang kita cintai. Bahkan, teman-teman dan orang terdekat kita memberi tahu keburukan si 'dia' sampai mulut berbuih pun tak akan kita gubris.
"Dia itu jelek tau!"
"Dia itu pemarah, kasar, pemalas. Mau jadi apa rumah tangga kamu nantinya?"
Menariknya lagi, orang yang kita cintai tersebut justru tidak masuk kriteria pasangan idaman kita sama sekali pun tidak masalah bagi kita. Awalnya ingin pasangan yang tinggi, eh malah menerima saja dia yang justru tak terlalu tinggi. Inginnya pasangan yang tidak merokok, eh kok malah hati seakan menerima dia yang justru perokok berat. Cinta memang benar-benar lucu, seperti membunuh semua harapan dan keinginan kita yang awalnya mau pasangan seperti A, malah jadi Z.
Sebenarnya kita mendengar apa yang dikatakan teman-teman dan keluarga tentang hal buruk si 'dia', bahkan kita pun tahu hal tersebut. Tetapi, secara tidak langsung hati memaksa otak untuk menekan hal buruk tersebut keluar dan meracuni diri agar tidak mencintainya lagi.
Dalam hal ini, benarkah cinta itu buta?
Mengutip Hello Sehat, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan University College London yang dipublikasikan dalam Jurnal Neurolmage mengungkapkan bahwa ada alasan ilmiah yang membuktikan bahwa orang-orang yang jatuh cinta ini memang benar-benar 'buta'.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perasaan cinta dapat merangsang bagian otak yang bernama amygdala dan nucleus accumbens untuk memunculkan rasa kepuasan batin dan sensasi euforia (perasaan gembira yang berlebihan). Lalu, rangsangan ini membangun ikatan emosional yang kuat antar dua manusia. Namun, ini justru dapat menekan aktivitas saraf yang berhubungan dengan penilaian sosial kritis terhadap orang lain, menalar logika, menimbang risiko dan keburukan, juga emosi negatif.
Maka dari itu, tidak heran jika kita jadi susah untuk melihat kekurangan atau keburukan si 'dia' yang kita cintai. Bahkan, kita akan memaklumi dan memaafkan segala kesalahan dan keburukan orang yang kita cintai tersebut.
Nah, walaupun benar 'cinta itu buta', tapi kita juga perlu lho untuk mendengarkan saran dari teman-teman dan keluarga kita. Apalagi jika si 'dia' yang kita cintai, memperlakukan kita dengan buruk, bahkan besikap abusif dan melakukan tindak kekerasan. Ini memang tidak mudah, tapi hal ini penting untuk menunjang kebahagiaan dan kesehatan mental maupun fisik kita, ya.
INP