News


Senin, 14 Februari 2022 15:50 WIB

Melati Erzaldi

Manfaatkan Kearifan Lokal, Awal Pemberdayaan Perempuan

"Kita akan mengangkat produk apa yang menjadi potensi daerahnya. Seperti misalnya daerah Jelutung yang terdapat banyak ikan Gabus, kemudian diolah menjadi abon ikan gabus dan minyak albumin,"

Melati Erzaldi
Founder Sekuntum Melati

PANGKALPINANG
Hal ini dikemukakan Founder Sekolah untuk Perempuan Jadi Mandiri dan Terlatih (Sekuntum Melati), Melati Erzaldi saat menjadi narasumber dalam Workshop Pemberdayaan Perempuan dan Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), yang berlangsung di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Babel, Senin (14/2/2022). 

Melati mengatakan bahwa untuk mendorong majunya suatu negara, kita harus mendorong atau memberdayakan perempuan-perempuannya, karena Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia adalah salah satunya equal kesetaraan gender. 

"Perempuan punya potensi dan punya peran besar untuk negara. Oleh sebab itu pemikiran kita terus berupaya, bagaimana berkontribusi untuk menggerakkan perempuan-perempuan yang ada di Kepulauan Bangka Belitung", ujarnya.

Dirinya mengaku, hal yang menginspirasi mendirikan Sekolah Perempuan Sekuntum Melati adalah Kartini. Untuk tahun ini direncanakan, yang menjadi lokasi fokus Sekuntum Melati yaitu Kota Pangkalpinang, Kabupaten Belitung, dan Belitung Timur. 

Melati Erzaldi berharap, dengan pelatihan ini bukan hanya mendorong produk menjadi potensi daerahnya saja, melainkan lebih dari itu semua produknya bisa dijual sampai ke luar negeri, melalui media digital. Pemasaran digital diperlukan untuk memperluas rantai pasok produk unggulan daerah Kepulauan Bangka Belitung. 

"Jadi harapan saya untuk melatih ini bukan hanya didorong produk menjadi potensi daerahnya, Tapi semua bisa menjual sampai ke Norwegia, mudah-mudahan ya," harapnya. 

Selain itu, Melati Erzaldi juga mengajak para peserta untuk percaya diri terhadap produk yang dihasilkan. Dengan rasa percaya diri itu, para peserta yang sebagian besar Ibu Rumah Tangga ini dapat mempromosikan kepada orang atau daerah lain. 

Sharing dan solusi


Mulia, seorang ibu rumah tangga dari Desa Tanjung Gunung yang menjadi peserta workshop mengemukakan, dirinya telah memproduksi produk penyedap rasa dari kepala udang yang ramah lingkungan dan abon dari ikan Mayong. 

"Melalui sekolah ini kami awalnya belajar praktek membuat abon ikan, terus kami belajar berkelompok memulai produksi. Hingga saat ini kami sudah menjual kurang lebih 300 bungkus abon ikan. Namun kami belum memiliki PIRT," ujar Mulia. 

Menanggapi hal ini, Melati Erzaldi meminta Disperindag Babel untuk terus melakukan pendampingan agar usaha-usaha tersebut segera mendapat izin dan sertifikasi. Selain itu dirinya juga mengingatkan agar selalu menjaga kualitas, baik itu kualitas isi dan kemasan produk. 

"Content is the king and packaging is the queen. Kualitas isi produk harus diutamakan, juga kemasan harus semenarik mungkin agar orang menjadi tertarik membeli produk kita," ujarnya. 

Dalam kegiatan ini, sebanyak 40 peserta yang merupakan alumni Sekuntum Melati mengikuti workshop. Workshop ini juga menghadirkan berbagai narasumber sesuai dengan keahliannya, seperti Tim SBM ITB yang dimotori oleh Nur Budi Mulyono, Mursyid Hasan Basri, Safitri Wijanarti, dan Fadhillah Amin Fathoni. Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala DP3ACSKB Babel, Asyraf Suryadin dan Kepala Disperindag Babel Tarmin AB. 

LA


#MelatiErzaldi
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur