"Kita semua tumbuh dengan pola makan film romcom (romantic comedy) ini dan gagasan untuk menemukan cinta dalam hidup Anda, Pangeran Tampan Anda, untuk membuat Anda Terpukau, dan Simon benar-benar memainkan peran tersebut dengan baik,"
Felicity Morris
Sutradara Tinder Swindler
Sebuah film dokumenter Netflix yang menceritakan bagaimana Simon menjerat korban-korban wanitanya dengan menawarkan kemewahan yang sulit untuk ditolak, di saat yang bersamaan terdapat wanita lain yang hartanya sedang dikuras habis-habisan.
Cecilie Fjellhøy
Ketika Cecilie pertama kali bertemu pria yang dikenalnya sebagai Simon Leviev untuk minum kopi pukul 10 pagi di Four Seasons Hotel di London pada Januari 2018, pria itu tampak cocok dengan profil Tinder-nya. Foto-fotonya mencolok dengan mengunakan pakaian desainer dan kacamata hitam mahal di mobil mewah dan jet pribadi dan sikap pribadinya sangat sopan. “Dia memiliki daya tarik ini,” kenang Cecilie tentang kesan pertamanya dalam film dokumenter Netflix The Tinder Swindler, yang sudah dirilis. "Ada sesuatu tentang pria ini yang spesial, seperti magnet."
Cecilie, seorang mahasiswa pascasarjana Norwegia berusia 29 tahun yang tinggal di London, terpesona oleh pria yang mengaku sebagai ‘pangeran berlian’, pewaris miliarder kekayaan berlian dari raja Israel Lev Leviev. Dan dia terkejut: “Simon harus pergi sore itu untuk perjalanan bisnis di Sofia, Bulgaria. Dan Simon menawarrkan Apakah dia ingin pergi bersamanya melalui jet pribadi?” Cecilie setuju.
“Saya merasa bodoh jika saya mengatakan tidak,” katanya dan film yang disutradarai oleh Felicity Morris, menyatukan perjalanan melalui dokumentasi di telepon Cecilie, dirinya pun mengirimkan WhatsApp “YOLO” (you only live once) ke teman-temannya, ketika mereka berkata mungkin ini kegilaan yang nyata bersama pria yang baru dikenal untuk pertama kalinya. Cecilie mengirimkan foto tim keamanan Leviev di atas jet pribadi, video wanita dan balita yang menurut Leviev adalah mantan pacar dan anaknya. Mereka menghabiskan malam bersama di hotel, dan dia terbang kembali ke London keesokan harinya, jatuh cinta dengan pria ini, Cecilie dia mulai bertukar pesan setiap hari.
Kebahagiaan tak terjadi selamanya, tiga bulan setelah berkencan, dia menerima foto-foto mengganggu, Simon dan pengawalnya berlumuran darah, dan permintaan Simon untuk mengirimkan uang sebesar $25.000. Menurut Simon, musuh-musuhnya melacak pembayaran kartu kreditnya Cecilia tidak punya alasan untuk meragukan pacarnya yang tidak pernah memperhitungkan soal uang, dan siapa lagi yang lebih dekat dengannya? Dia mengeluarkan kartu kredit, pinjaman, dan lebih banyak pinjaman untuk lebih banyak permintaan, karena Simon berulang kali meyakinkannya bahwa pembayaran akan dilakukan pada hari berikutnya, lalu hari berikutnya, dan begitu seterusnya.
“Kita semua terkadang sedikit merasa bersalah karena menyepuh emas dalam hidup kita, apakah itu di Instagram atau apa pun yang Anda miliki,” tambahnya. "Tapi Simon, ketika kamu bertemu dengannya, semuanya terlihat nyata." Untuk Cecilia dan dua wanita lain yang menceritakan kisah mereka dalam film dokumenter ini, yakni Pernilla Sjoholm, dari Swedia, dan Ayleen Charlotte dari Amsterdam, serta yang lain yang belum tampil, mereka seperti memasuki pertunjukan yang sedang dimainkan bagi mereka, di mana Simon memiliki pengawal, dia benar-benar terbang dengan jet pribadi,” ujar Cecilie.
Pernilia Sjoholm
Film ini berdurasi hampir dua jam, dan hampir setengahnya menceritakan akun orang pertama Cecilie dan Pernilla, yang bertemu Simon Leviev di Tinder pada Maret 2018. Hubungan kedua, antar Simon dan Pernila memiliki kisah yang hampir serupa, mereka awalnya bersikap romantis tetapi berubah menjadi persahabatan yang mendalam, Simon membawa Pernilia dalam perjalanan ke Mykonos, Roma dan tempat lain dengan tanggal Tinder lainnya, dan keduanya mengirim pesan secara konsisten selama delapan bulan. Saat Simon berpesta mewah dengan Pernilla. Di saat lain Simon bahkan meminta Cecilie mencari pinjaman yang lebih besar dengan alasan diancam musuh-musuhnya.
Dan Cecilie telah ditipu, saat dirinya menyadari bahwa pinjaman demi pijaman tidak pernah dilunasi oleh Simon, saat ia berhubungan dengan wartawan di surat kabar Norwegia VG, dan akhirnya Pernilia Sjoholm dan Ayleen Charlotte bertemu untuk mengungkap sejarah panjang yang berlawan dengan yang mereka ketahui tentang Simon Leviev. Sejak masa remajanya di Israel, penipu yang lahir sebagai Shimon Yehuda Hayut ini berasal dari keluarga ortodoks Yahudi kelas menengah di pinggiran kota Israel dan bukan anak dari seorang ayah miliarder. (Pada 2017, setelah dibebaskan dari penjara Finlandia, ia secara resmi mengubah namanya menjadi Simon Leviev. Leviev merupakan Nama keluarga pengusaha perhiasan yang terkenal)
“Simon Leviev, akan mengirimi mereka bunga, dan dia akan mengingat hari ulang tahun mereka, dan dia akan sangat manis, tetapi sepertinya mereka tidak mendapatkan apa-apa. Dia tidak memberi mereka tas tangan desainer atau liburan yang luar biasa secara terus menerus. Dia hanya pacar yang sangat konsisten dan penyayang.” Tidak membalas SMS, ghosting, kurangnya minat untuk terus berhubungan tidak berlaku untuk Simon, “Simon adalah pria yang sempurna untuk para wanita ini, dan itu tidak secara materi. Itu dengan cara yang emosional.” ujar Morris
Ayleen Charlote
Ayleen Charlote pun akhirnya mengetahui bahwa kekasih Tindernya seorang penipu ulung saat berada dalam pesawat ketika ingin berjumpa dengan Simon, sepanjang perjalanan dirinya mencoba untuk menapik, tapi ketika artikel dari Cecilie dan Pernilia menceritakan secara detail bagaimana Simon bekerja, dirinya menyadari bahwa, ratusan ribu dollar uang miliknya yang telah dipinjam Simon tidak akan kembali. Bertemu Simon, dengan perasaan takut dan was-was Ayleen menyarankan agar sebagian besar baju-baju mahal miliknya dapat dijual sehingga mendapatkan tambahan uang untuk Simon, Simon menyetujuinya memberikan baju dari designer mahal dan juga aksesoris lainya kepada Ayleen. Saat kembali ke Amserdam Ayleen mulai melakukan penjualan secara online. Satu persatu baju tersebut terjual dan Ayleen tak pernah mengirimkan uang hasil penjualan tersebut, walaupun Simon terus-menelfonnya dan mengancamnya.
Sampai suatu hari, Simon memberikan kabar bahwa dirinya akan berangkat ke suatu tempat, Ayleen
Mengatakan bahwa Simon selalu online, dia hanya tidak online ketika di pesawat. Ayleen pun mencari penerbangkan di waktu yang sama dengan waktu ketika telefon gengam milik Simon offline, dan Yunani menjadi negara yang dituju oleh Simon. Segera Ayleen memberikan informasi kepada Polisi terkait, dan akhirnya Simon ditangkap pada 2019 di Yunani dan diekstradisi ke Israel. Dia dijatuhi hukuman 15 bulan penjara karena tuduhan pencurian dan penipuan yang dia lakukan pada tahun 2011, dan dibebaskan setelah lima bulan karena berperilaku baik.
Ratusan ribu dolar setara dengan miliaran rupiah merupakan uang yang sudah berhasil didapatkannya dengan menjalankan aksinya ini. Simon Leviev, saat ini masih aktif di akun Instagram pribadinya sekarang, @simon_leviev_official, memiliki 97.500 pengikut, ketika ditawari agar kisahnya diangkat menjadi film, dirinyapun menolak dan mengancam akan melakukan tindakan hukum, kabar terbaru Tinder mem-blacklist Simon karena perilakunya tersebut.
GN