Persoalan banjir yang kerap melanda beberapa wilayah di Bangka Belitung, yang belum juga mampu diurus dengan serius oleh masing-masing pengambil kebijakan di wilayah terkait, membuat Gubernur Erzaldi Rosman mengajak beberapa pihak belajar soal penanganan penyakit musiman itu, ke Surabaya Jawa Timur. Berikut ini informasi dari sana yang berhasil kami himpun.
SURABAYA - Gubernur Babel, Erzaldi Rosman memang telah lama mengupayakan adanya normalisasi, bahkan memerintahkan pengerukan di beberapa lokasi, yang dianggap mampu meminimalisir banjir yang merugikan masyarakat.
Namun karena belum maksimalnya dukungan dari beberapa wilayah yang terdampak, membuat gubernur yang diakui sebagai salah satu
"Men Of The Year" di tahun 2021 itu, berusaha mencari cara-cara lain demi ketenangan masyarakatnya. Salah satunya, ia mengajak beberapa pihak belajar ke Kota Pahlawan, Surabaya.
Bagaimana Hasil Di Sana?
Siang itu, Jumat (07/01/2021) Erzaldi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), ditemani oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melihat langsung tanggul pemecah ombak dan pompa penyedot air, yang dianggap solusi penanggulangan banjir rob di Kota Surabaya, yang berlokasi sepanjang pesisir Pantai Kenjeran.
"Kami bersama Forkopimda, pimpinan DPRD dan Kepala PUPR Babel mencoba belajar tentang penanganan banjir rob. Karena rata-rata daerah di Babel hampir di semua kabupaten/kota merupakan daerah pesisir dengan tantangan menghadapi rob yang sangat tinggi," kisah Erzaldi kepada suksesor Risma Maharani itu.
Dan tujuan disertakannya semua pihak untuk berkunjung ke Surabaya adalah langkah tepat. Dengan begitu, dukungan berbagai pihak akan membantu memutuskan pembangunan yang mana yang dapat diadopsi untuk potensi banjir rob yang mengancam Babel pada Mei mendatang.
Dan yang tidak bisa dipungkiri, salah satu alasan yang membuat Bang ER--sapaan akrab Erzaldi, mau belajar ke Surabaya karena penanganan rob yang dilakukan di sana dilakukan dengan biaya yang murah, seperti mengumpulkan pasir dan batu menjadi gundukan dan dijadikan lahan reklamasi yang seterusnya dapat menjadi fasilitas umum seperti taman.
Berbeda dengan yang dilakukan di Babel, masih menggunakan cara membuat pemecah ombak dengan menumpuk batu di tengah laut.
Nah, penekanan bahwa rumah pompa, tanggul penahan air atau pemecah ombak menggunakan pasir atau batu digunakan karena tingkat ekonomis yang jauh lebih efisien dibanding jika mengandalkan sistem yang lebih mahal seperti penggunaan baja.
"Banyak yang dapat kami pelajari di sini, Insya Allah dalam waktu dekat kami akan mengimplementasikan hal ini termasuk nomenklatur yang juga melibatkan CSR karena pembangunan ini tidak serta merta menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi seluruh
stakeholder yang termasuk pihak swasta," ungkap Gubernur Erzaldi.
Sementara Wali Kota Eri Cahyadi pada kesempatan ini tampak begitu terbuka atas kedatangan Forkopimda beserta DPRD Babel. Dirinya mendampingi langsung, setidaknya saat mengunjungi tiga titik poin kesuksesan Surabaya menangani rob.
"Alhamdulillah pak gubernur ke sini, kita untuk sama-sama belajar bagaimana mengatasi rob ketika terjadi di Surabaya. Kita sampaikan, Surabaya pun belajar dari pak gubernur apa yang bisa kita terapkan di Surabaya," ungkapnya.
Dikatakannya lebih lanjut, tim dari Gubernur Babel akan berkoordinasi dengan tim Kota Surabaya terkait dengan penanganan rob seperti, adanya rumah pompa penyedot, penahan pasir, penahan batu hingga pintu air.
Sebaliknya juga demikian, dirinya mengaku akan banyak berdiskusi kepada Gubernur Erzaldi apa yang sudah dilakukan di Babel bisa diterapkan di Kota Surabaya.
Bagi Pengalaman
Kesempatan itu dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman. Seperti saat rombongan tiba di Jembatan Surabaya, dijelaskan bagaimana reklamasi pesisir laut yang sebelumnya kumuh dan langganan banjir saat pasang air laut, sekarang menjadi tempat wisata yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Termasuk dalam penanganan Covid-19, masih berbagi pengalaman kolaborasi yang diterapkannya di Jawa Timur, Wali Kota Eri Wahyudi mengaku dirinya selalu mau menjadi ketua kelas atau sebut saja katanya provokator positif, yang fungsinya mengajak Kepala Daerah Kabupaten se-Jawa Timur untuk selalu menjalin kerja sama, saling membantu dan memberi masukan untuk daerah masing-masing.
"Ini pun membuat Jawa Timur cepat dalam penanganan Covid-19," ungkapnya.
Antar daerah itu bukan persaingan tetapi bagaimana selalu berkolaborasi seperti apa yang selalu diterapkannya dengan semua kepala daerah di Jawa Timur.
"Jika ilmu ini saling melengkapi maka satu provinsi, satu Indonesia ini bisa jadi lebih baik lagi," ungkapnya.
NDP