Memikirkan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) dan keberlangsungan dari tambak udang yang sudah berjalan di Babel sangat penting, dikatakan Gubernur Erzaldi bahwa usaha tambak udang ini tidak terlepas dari kontinuitasnya. Jika tidak memperhatikan kebersihan air dan teknik budidaya udang yang baik, maka akan kehilangan momentum, dan jika air sudah rusak, itu dapat dipastikan produksi tidak dapat berkembang.
SITUBONDO -
Gubernur Erzaldi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Babel, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Babel ingin meninjau langsung untuk mempelajari tentang IPAL atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah di BPBAP Situbondo dari hulu hingga pembuangan limbahnya ke laut dengan memperhatikan ekosistem laut yang ada.
Maraknya pembangunan tambak udang vaname di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), membuat Gubernur Erzaldi Rosman kembali mengunjungi
Millenial Shrimp Farm (MSF) Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur, Kamis (06/01/2022).
Selain mempelajari IPAL, kunjungan ini juga mempelajari bagaimana penerapan teknologi terbarukan yang disebut oxibam sebagai prototype yang dimiliki BPBAP Situbondo, dengan dikolaborasikan dengan sistem oksimik di Balai tersebut.
Setelah mengelilingi MSF atau Tambak Udang Milenial BPBAP Situbondo, Gubernur Erzaldi mengatakan dalam kurun waktu dua bulan kedepan, Pemprov Babel akan mengirimkan peserta pelatihan IPAL ke BPBAP Situbondo. Peserta akan diambil dari pekerja-pekerja yang bekerja di tambak udang yang sudah berjalan di Babel.
Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) di Balai Tanjung Rusa Belitung yang akan menjalankan budidaya ikan kerapu, serta Balai Tanjung Kerasak di Bangka yang akan menjalankan budidaya udang vaname juga akan dikirim untuk pembelajaran IPAL.
"Butuh waktu lama dan biaya lama dalam pengelolaannya," tegasnya.
Dalam kunjungan ini, Agus Suryadi, selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Babel mengatakan bahwa setelah kunjungan ini pihaknya akan memberikan informasi kepada para pelaku tambak udang di Babel tentang IPAL dari hulu ke hilir yang baik, yang telah dipelajari dari BPBAP Situbondo.
Tujuannya adalah adanya kesinambungan dari tambak udang yang telah dibangun oleh para pelaku usaha agar dapat berkelanjutan, sehingga mengalami kenaikan baik dari segi produksi maupun peningkatan pengetahuan pengelolaan tata kelola yang baik.
"Jangan sampai hanya mengejar produksi saja, tetapi bagaimana tata kelola yang benar dan baik," ungkap Agus.
IPAL wajib standar
Sementara Kadis LHK Babel, Marwan berharap agar para pelaku usaha tambak membuat IPAL yang sesuai standar, demi kebaikan keberlangsung tambak mereka, serta lingkungan sekitar. Dari hasil pantauannya setelah melihat langsung contoh IPAL yang baik dan benar, akan ia sampaikan ke dinas-dinas terkait.
"Air yang ada harus dikelola dengan baik, dengan sistem IPAL," jelasnya.
Selain itu, dikatakannya pengelolaan pembuangan limbah di media penerima IPAL yaitu air laut juga disarankan memanfaatkan tanaman mangrove untuk membantu menyerap racun yang masih tersisa dari filter IPAL.
"
Inlet (masuknya air) dan
outlet (keluarnya air) harus baik. Pelaku usaha kita di Babel, masih banyak yang belum baik dalam membuat IPAL. Sehingga masih banyak udang-udang yang mati," jelasnya ini
Dengan pengelolaan sirkulasi air yang kurang baik, berimbas pada hasil produksi yang tidak maksimal, seperti matinya udang karena keracunan dan dapat merusak ekosistem air laut.
"Kami studi tiru disini, balai ini merupakan balai yang dapat ditiru sistem-sistemnya yang telah diuji coba disini," tambahnya.
Kepala Unit MSF BPBAP Situbondo Pihak BPAP Situbondo Wendy yang mendampingi peninjauan Gubernur di IPAL yang mereka kelola, mengatakan saat ini pihaknya sedang berproses
Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemprov Babel untuk melakukan pendampingan proses pelatihan untuk kedua balai di Babel agar berjalan sesuai standar.
"Kedua balai ini akan menerima pelatihan masyarakat yang tertarik membangun tambak udang berskala rumahan," tutupnya
Dalam kunjungan ini, Gubernur Erzaldi didampingi Komandan Pangkalan AL Babel Kolonel Laut. Fajar Hernawan dan Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri, Anang Syarif Hidayat, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolda Babel. Selain kunjungan ini, Dinas LHK dan Dinas Kelautan Perikanan Babel akan melanjutkan berkunjung ke Jimbaran Bali, sebagai sentra produksi udang vaname di Indonesia dan sebagai percontohan di Indonesia.
NDP