"Saya minta tolong, bina kawan-kawan di sini bagaimana teknis membuat pembibitan dengan berbagai sistem pelatihan-pelatihan lainnya. Manfaatkan lahan yang tadinya lahan tidur, kita sulap menjadi lahan yang bermanfaat. Unit ini harus jadi, saya minta disertifikatkan, dan saya akan menjadi pemesan pertama kali,"
Erzaldi Rosman
PANGKALPINANG - Terdapat tiga prinsip hidup yang diyakini oleh Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman yakni Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Tiga hal tersebut sekaligus sebagai motivasi bagi para warga binaan, untuk tetap berkarya walaupun sedang dalam masa menjalani proses hukum. Gubernur ingin memastikan warga binaan akan menjadi pribadi yang lebih baik selepas dari lapas nantinya.
Tiga prinsip hidup ini, diungkapkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, kepada puluhan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tuatunu, Pangkalpinang, saat hadir dalam kegiatan Bimbingan Teknis Teknologi Pertanian bagi Warga Binaan di Aula Lapas Pangkalpinang, Kamis (16/12/21).
"Kerja keras membuat kita bertahan hidup, kerja cerdas membuat kita menikmati hidup, kerja ikhlas membuat kita mensyukuri hidup. Kalau tiga tipe kerja itu kita kerjakan, Insya Allah akan bahagia hidup dunia akhirat," ujar gubernur.
Ia juga mengapresiasi motto yang dikenalkan Lapas Pangkalpinang yaitu "Kreativitas tanpa batas di tempat yang terbatas". Dengan motto tersebut, ia melihat adanya keseriusan yang ditunjukkan pihak lapas dalam melakukan pembinaan terhadap para warga binaan. Oleh karena itu pula, menjadi alasan dirinya mendukung penuh kegiatan bimtek yang dilaksanakan.
"Alhamdulillah motto hidup di sini luar biasa. Kalau sudah semua yang ada di sini, baik anggota, warga binaan, sudah hidup seperti ini berarti acara bimbingan teknis ini akan memberikan manfaat kepada bapak/ibu," katanya.
Gubernur Erzaldi pun meminta kepada seluruh warga binaan yang ikut dalam program tersebut untuk mengikuti bimtek pengetahuan okulasi tanaman dan pembibitan dengan sebaik-baiknya, sehingga akan memberikan hasil yang positif, dan dapat dikembangkan kembali saat bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat nantinya.
"Warga binaan memang warga yang harus kita bina, bukan dibinasakan. Kehadiran mereka di sini bukan keinginan mereka, tetapi karena sesuatu hal. Tolong Kalapas berdayakan mereka, sehingga betul-betul terberdayakan dengan baik. Maka saya menyambut baik usaha dan pembinaan ini, tinggal bagaimana kawan-kawan warga binaan menanggapinya," ujarnya.
"Jadi tolong, ini kegiatan yang bagus yang harus kita manfaatkan dengan baik, kita harus menyedialan bibit yang banyak melalui ilmu okulasi ini. Saya yakin, kalau kita mengikuti bimtek ini dengan baik dan benar, kalian tidak akan merasa minder berada di tengah masyarakat ketika keluar dari sini, tapi justru orang yang butuh dengan kalian," katanya menambahkan.
Orang nomor satu di Babel itu juga mengingatkan pihak terkait seperti Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dan Balai Karantina untuk memberikan bimbingan kepada warga binaan. Gubernur juga memberikan target-target tanaman yang harus dibudidayakan di atas lahan seluas tiga hektar yang telah disiapkan oleh warga binaan dalam pengawasan BPTP, Balai Karantina, dan Lapas Kelas IIA Pangkalpinang.
Kegiatan bimtek itu dihadiri Plt. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Babel, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Babel, Kepala Balai Karantina Pangkalpinang, Perwakilan MUI Pangkalpinang, Kepala Dinas Kesehatan Babel, dan Kepala Lapas Kelas IIA Pangkalpinang, serta mitra pertanian Pemprov. Babel.
RGA