“Saya senang sekali, ada satu kalimat Pak Presiden yang menyinggung masalah komoditi timah, yaitu dari nikel, boksit dan timah. Dimana ketiga komoditi ini secara bertahap harus dilakukan hilirisasi dan industrialisasi yang lebih baik, sehingga ada nilai tambahnya. Semoga menjadi harapan kita bersama bahwa timah dapat menjadi komoditi yang betul-betul ada nilai tambah dan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari royalti dan saham PT Timah seperti yang sudah kami diskusikan,”
Erzaldi Rosman
PANGKALPINANG – Acara pertemuan BI bersama pemerintah pusat dihadiri langsung Presiden Joko Widodo, Ketua/Pimpinan Lembaga Negara, BPK, Ketua dan anggota DPR RI, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, Duta Besar negara-negara sahabat, Unsur TNI Polri, gubernur, bupati, walikota, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), secara virtual, membawa harapan baru bagi Bangka Belitung.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, membawa implikasi terhadap terganggunya pertumbuhan ekonomi global yang juga menyebabkan kontraksi ekonomi cukup dalam di Bangka Belitung pada 2021. Namun, pemerintah terus berupaya melakukan pemulihan ekonomi melalui intervensi penanganan kesehatan yang dibuktikan dengan Babel menjadi peringkat lima nasional dalam realisasasi vaksin Covid-19 serta geliat aktivitas ekonomi Babel yang semakin meningkat.
Hal tersebut diungkapkan orang nomor satu di Bangka Belitung, Erzaldi Rosman dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2021 dengan tema 'Bangkit dan Optimistis : Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi' di Ruang Tanjung Kelayang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rabu (24/11/21).
Dirinya mengatakan, menjadikan timah sebagai komoditi dengan nilai tambah, serta tingkat inflasi di Bangka Belitung yang cenderung meningkat menjadi tantangan yang harus dihadapi Bangka Belitung ke depan.
“Dengan pertemuan tahunan BI ini, kita berharap ada evaluasi yang dilakukan pemerintah daerah secara menyeluruh agar apa yang dilakukan tahun depan bisa dilaksanakan dengan baik. Tentunya evaluasi ini berhubungan dengan kebijakan. Data yang disampaikan BPS dan BI ini insyaAllah akan menjadi panduan dalam menentukan kebijakan kedepan. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung dalam menyikapi data-data sebelumnya,” pungkas gubenur.
Penguatan sektor ekonomi Babel
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Tantan Heroika S mengatakan, pengendalian ekonomi global dan keberhasilan pengendalian Covid-19 mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia termasuk di Bangka Belitung. Pemulihan ekonomi Babel terus berlanjut di tahun 2021 dan mencapai 6,11 persen. Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri, dan konsumsi rumah tangga menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan tiga 2021.
“Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan, tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya. Demikian juga sektor pertanian yang masih tumbuh positif,” jelasnya.
Lebih jauh Tantan Heroika mengatakan, tekanan inflasi tahun 2021 Bangka Belitung relatif meningkat seiring dengan adanya permintaan masyarakat di tengah stok bahan pangan yang relatif terjaga. Hingga Oktober 2021, Babel tercatat mengalami inflasi sebesar 3,2 persen.
RR