Masyarakat Bangka sendiri mengenal kopiah resam sebagai budaya asli yang merupakan bagian pokok saat menggunakan pakaian adat Melayu.
KELAPA - Kopiah resam, begitulah produk ini semakin dikenal melalui pemasaran maupun promosi masyarakat lokal dan pemerintah. Berbahan dasar tanaman resam yang merupakan jenis tumbuhan paku, biasanya tumbuh di daerah hutan ataupun perbukitan.
Cirinya, memiliki daun yang menyirip dan berjajar dua dengan batang atau tangkai kecil yang bercabang-cabang. Batang resam yang digunakan untuk bahan baku pembuatan kopiah, biasanya yang sudah tua berwarna cokelat ataupun cokelat kehitaman, serat bagian dalam batang lunak dan lentur, sehingga mudah dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kopiah resam.
Ermi Belit, diambil dari sang pendiri Industri Menengah Kecil (IKM) yang bernama Ermi asal Desa Belit. Ermi telah merintis usaha kerajinan sejak 20 tahun silam. Tidak hanya membutuhkan keuletan dan ketelitian pengrajinnya dalam mengajam resam menjadi sebuah produk kopiah, tetapi konsistensi membuat usahanya terus berkembang hingga saat ini dan mampu mempekerjakan para kerabat dan tetangganya.
Ini salah satu alasan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Melati Erzaldi mengunjungi 'Ermi Belit' di Desa Belit Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Jumat (05/11/2021).
Produk kerajinan anyaman khas Pulau Bangka ini juga mulai ditekuni pengrajin di Pulau Belitung.
Berbincang dengan pemilik usaha, Ketua Melati Erzaldi menyampaikan salam dari sang suami karena tidak bisa hadir bersama mengunjungi IKM ini.
Selain itu, Melati Erzaldi juga menjemput pesanan kopiah resam yang dipesan Gubernur Babel bulan Oktober lalu sebanyak 64 buah dengan berbagai ukuran.
"Beliau menitipkan salam buat Ibu-ibu dan Bapak-bapak semua. Sekaligus mengambil pesanan kopiah resam Pak Gubernur sebanyak 64 buah," ungkapnya menyapa.
Diketahui, pesanan ini diminta Gubernur Erzaldi saat mengunjungi bazar yang diikuti Ermi Belit di depan Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
Melati juga menyampaikan bantuan berupa mal kopiah dengan berbagai ukuran sebanyak 6 buah dari Dinas Perindag Babel. Tampak hadir Kadis Perindag Babel, Tarmin dalam kunjungan.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada pelaku kerajinan agar dapat meningkatkan produksi kopiah resamnya.
"Dari sekian banyak produsen kopiah resam yang pernah Saya tahu, hasil produksi kelompok kopiah resam Ermi Belit yang produknya paling halus," pujinya.
"Mal ini harus digunakan sebagai acuan ukuran kopiah, agar sesuai dengan standarisasi," tambahnya.
Melati Erzaldi juga berpesan, untuk para pekerja tetap semangat, bermanfaat serta meningkatkan ekonomi keluarga. Dirinya juga menyampaikan paket sembako untuk dibagikan kepada 20 orang pekerja yang berisi, beras, minyak, gula, dan tepung terigu.
Sementara Ermi pada kesempatan ini menyambut baik kehadiran orang nomor satu di Babel, dirinya tampak senang terlebih telah mendapat pesanan cukup banyak dari Gubernur Erzaldi dan mendapat pujian atas produk yang dibuatnya.
Pembuatan kopiah resam, diawali dari proses pengambilan tanaman resam ke hutan, memisahkan serat resam dari batangnya dengan diserut sesuai kebutuhan baik serat halus maupun serat kasar.
Perlu waktu setidaknya tiga hari menunggu serat resam direndam dalam air untuk kemudian dikeringkan dan dihaluskan menggunakan penarik dari tutup kaleng. Proses penganyaman baru bisa dimulai setelah proses-proses persiapan bahan ini selesai.
"Halus dan kasarnya produk tergantung pilihan bahan dasar dan keterampilan pengrajinnya," ungkapnya.
Bersama suaminya, Ermi mengaku menjalankan usaha mereka dengan saling berkolaborasi. Ermi bagian produksi atau membina pengrajin yang bekerja agar standaridasi produk mereka terkontrol, dan suami bertugas memasarkan, mengikuti pameran hingga pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah dalam membina pelaku usaha seperti mereka.
NDP