"Apapun masalah Anda, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah. Sayangnya bagi banyak orang, rasanya hidup tidak sesederhana itu. Itu karena mereka menghadapi masalah dengan paling tidak satu dari dua cara berikut: penyangkalan atau mentalitas korban"
Mark Manson
Penulis Buku
Lika-liku kehidupan memang terkadang berat untuk dijalankan, apalagi ditambah dengan komentar pedas orang lain. Seringkali kita resah memikirkan pendapat orang.
Komentar-komentar negatif orang lain pun bisa membuat kita sedih dan murung, hingga membuat kita menjadi lebih down lagi.
Buku dengan judul "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson, adalah sebuah buku pengembangan diri yang cukup populer. Buku ini adalah buku terjemahan dari "The Subtle Art of Not Giving a F*ck", yang termasuk buku best seller The New York Times dan Washington Post.
Mungkin kita akan dibuat bingung dan bertanya-tanya ketika membaca judul buku ini. Memang untuk bersikap bodo amat ada seninya? Memang untuk bersikap bodo amat itu harus berseni ya? Apa sih yang dimaksud Mark Manson dalam bukunya ini?
Bicara tentang penulis, Mark Manson memulai karir di dunia digital sebagai seorang blogger sejak tahun 2009. New Yorker ini mendulang sukses dengan blog-nya yang telah dikunjungi sekitar dua juta orang setiap bulan.
Dalam buku bersampul orange ini, Mark ingin membuka pikiran kita bahwa ada hal-hal penting yang dirasa tidak perlu dipersoalkan dalam hidup. Bukan untuk menyuruh para pembaca sepenuhnya masa bodoh terhadap segala sesuatu, tetapi Mark akan membantu kita untuk lebih cuek pada hal-hal yang kurang penting melalui tiga seni.
Kunci dari seni pertama adalah masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. Seharusnya kita hadapi dan nikmati saja, karena dalam mengejar suatu pencapaian, pasti ada saja rintangan yang muncul.
Seni kedua, temukan hal-hal penting dan berarti untuk diprioritaskan sehingga kamu bisa lebih mudah untuk masa bodoh pada hal-hal sepele. Adapun seni ketiga mempertegas seni sebelumnya, yakni kita mulai dapat memilah mana yang lebih penting saat beranjak dewasa. Walaupun hal penting itu tampaknya sederhana, tetapi kita bisa tetap bahagia dengan kesederhanaan itu.
Buku tersebut juga memberikan sebuah pelajaran, kalau kehidupan akan lebih baik-baik saja, jika tidak memperdulikan sebuah hal yang tidak bermakna. Mark juga menyampaikan lewat bukunya, bahwa sebuah kegagalan dalam kehidupan, merupakan pembelajaran agar kita bisa lebih baik lagi.
Beberapa hal yang menarik dari buku ini adalah pesan moralnya yang ringan tapi menyentuh. Misalnya, kita sebagai manusia harus mampu untuk mengakui kekurangan. Ada kalanya kita mengalami kegagalan dalam mencoba sesuatu, bisa jadi karena kurangnya usaha atau kemampuan kita dalam menjalaninya. Akan tetapi, dengan mengakui kekurangan dan berdamai dengan diri sendiri lah cara kita untuk dapat selangkah lebih maju dan meraih kesuksesan itu.
Sesuai dengan judul bukunya, kita juga harus mulai menerapkan sikap “bodo amat”. Tapi bukan bodo yang diartikan sebagai cuek ya, tapi kenyamanan menjadi sesuatu yang berbeda. Karena pada dasarnya semua manusia diciptakan dengan karakter yang unik dan bakat yang dapat diasah serta passion akan suatu hal.
Buku ini telah berhasil membuat pembaca sadar, bahwa yang kita pelajari dan baca selama ini meskipun umum, tetapi tidak bisa diterapkan pada segala situasi. Sehingga, buku ini sangat cocok sekali dibaca untuk anda yang sedang mencari buku-buku self improvement yang ringan untuk dibaca dan memiliki isi yang cukup dalam.
AC