Refreshing Sejenak, Menikmati Keindahan Yang Memanjakan Mata
PADING – Media sosial sudah bagaikan makanan sehari-hari. Tak jarang dijadikan tempat mencari inspirasi. Kali ini, mataku terhenti pada salah satu foto destinasi. Wisata yang sedang hits di kalangan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Bukan pantai atau pegunungan, tapi tempat ini merupakan danau yang membuat decak kagum siapa pun yang melihatnya.
Layar ponsel berkali-kali menampilkan foto bahkan video salah satu destinasi wisata baru ini. Pemandangan danau biru dengan berlatar belakang bukit hijau berkabut layaknya Danau Ranu Kumbolo. Namun menariknya, pengunjung tidak hanya bisa berjalan menikmati pemandangan dari tepi danau, tapi juga bisa menikmati pemandangan dari tengah danau dengan perahu sewaan yang tersedia. Tempat ini ialah danau pading, terletak di Desa Perlang, Kec. Lubuk besar, Bangka Tengah.
Keunikan dari danau ini yaitu, air berwarna biru kehijauan yang berasal dari bekas galian pertambangan timah. Ditambah pemandangan Bukit Pading dengan pepohonan hijau menjadikan suasana tempat ini sejuk dan pantas dijuluki Ranu Kumbolonya Babel.
Sebenarnya bekas tambang timah yang dijadikan danau mungkin sudah terkesan biasa di Babel, tapi kali ini yang menarik perhatianku adalah perahu kayu yang dapat membawa kita lebih dekat dengan bukit hijau berkabut tepat dibelakang danau ini. Sungguh perpaduan yang mempesona jika diabadikan dalam bentuk foto ataupun video. Aku pun memutuskan untuk menjelajahi tempat viral itu.
Angin bertiup lembut disertai cuaca cerah memberikan kesejukan seolah membuat sejenak melupakan kepenatan. Perjalanan di mulai pukul 8.00 WIB menggunakan mobil menyusuri jalanan aspal mulus dengan pemandangan jajaran pohon yang menyegarkan mata di sepanjang perjalanan, serta ditemani alunan musik akustik yang disetel dari radio mobil, membuatku menikmati setiap detik suasana menuju lokasi.
Waktu menunjukkan pukul 9.00 WIB, aku tiba di tempat tujuan. Turun dari mobil yang berada di parkiran pas bersebelahan dengan pagar pembatas tanda masuk wilayah wisata. Terlihat pemandangan danau biru luas layaknya pantulan dari langit yang seakan menyambut kedatangan kami di hari itu.
Tampak sudut kiri pondok-pondok kayu dengan atap jerami, juga kursi-kursi kayu yang disediakan untuk bersantai bahkan mungkin berjemur di depan danau. Menambah nilai estetik dari ayunan kayu tinggi di sebelah kiri dan kanan danau. Tidak lupa titik foto favorit jembatan bambu yang berada di tengah air biru kehijauan yang sering muncul di beranda Instagramku.
Mulai melangkahkan kaki di atas tanah pasir kecokelatan dari bekas pertambangan timah mendekati warna air yang sudah menarik sejak tadi.
Benar saja, datang di pagi hari memang pilihan waktu yang tepat. Kondisi saat itu tidak begitu ramai pengunjung, cuaca masih belum panas, benar-benar suasana yang begitu pas untuk refreshing di kala pandemi!.
Kesempatan untuk menikmati setiap pemandangan yang memanjakan mata ini. Di mulai dengan berjalan di atas jembatan bambu yang berada tengah danau, tampak dari jembatan air yang bergerak tenang, perahu-perahu sedang berjalan dan pemandangan bukit pading disertai angin yang bertiup, melengkapi suasana keindahan danau pading hari itu.
Tidak cukup sampai di situ, aku pun mencoba fasilitas utama di danau ini yaitu, jasa sewa perahu kayu. Dengan biaya Rp10.000/orang aku mulai menaiki perahu kayu berwarna biru yang berjalan menggunakan mesin, dipandu oleh satu orang petugas wisata.
Perahu berjalan ke tengah laut, petugas memberhentikan perahu tepat pada posisi yang pas, pemandangan bukit pading terlihat jelas, sengaja memberikan kesempatan untuk pengunjung mengabadikan moment tersebut. Tentunya aku pun tidak melewatkan kesempatan ini, mengeluarkan kamera yang memang sudah ku bawa sejak tadi.
Sensasi dari pesona indah pemandangan seolah mengalihkan dunia. Tidak terasa waktu yang diberikan pun sudah habis. Turun dari perahu aku lanjut menaiki ayunan di sisi kiri danau. Berayun-ayun dengan angin sejuk sambil menikmati pemandangan.
Matahari semakin menunjukkan sinarnya, menandakan hari sudah semakin siang.
Aku memutuskan untuk beristirahat di salah satu pondok kayu di sana, dengan mengeluarkan biaya Rp30.000/pondok, kita sudah bisa bersantai menatap indahnya warna-warni menyegarkan mata ini.
Penulis : Aci
Subscribe Kategori Ini